Sabtu, 16 Desember 2017

Panduan Lengkap Budidaya Udang Dengan Tambahan Produk Organik NASA

 Nur Haryono   Selasa, 27 Juni 2017  Budidaya Udang, Budidaya Udang Windu, Panduan Budidaya Udang Windu, Teknis Budidaya Udang
Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan, karena nilai ekonominya yang tinggi. Ada 2 jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu UDANG WINDU (Penaeus monodon) dan UDANG VANEMEI (Lithopenaeus Vannamei).

PT. NATURAL NUSANTARA sejak tahun 2002 telah mempunyai paket teknologi organik (ramah lingkungan) yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas, dan Kelestarian) untuk meningkatkan produktivitas sekaligus melestarikan kawasan budidaya tambak udang.


Berikut ini adalah beberapa hal teknis yang perlu diperhatikan dalam budidaya udang.
1. Lokasi Lahan
    Lokasi lahan yang baik untuk budidaya udang adalah daerah pantai dengan tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
Ada air payau dengan salinitas 0 - 33 ppt dengan suhu optimal 26 - 30°C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya. Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah. Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk, obat-obatan dan lainnya. Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau Generator sendiri.

2. Berdasarkan intensitas dan padat tebarnya, budidaya udang dibedakan menjadi:
Tambak Udang Tradisional
Dengan ciri biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum menggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur dan padat tebar rendah.
Tambak semi Intensif
Dengan ciri lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetai masih berupa petakan yang luas ( 1 - 3 ha/petakan ), padat penebaran masih rendah, pembuatan pakan buatan masih sedikit.
Tambak Intensif
Dengan ciri lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil (kurang dari 1 ha), padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, pupuk serta program pakan yang baik.

PENGOLAHAN LAHAN TAMBAK UDANG
    Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan budidaya, wajib hukumnya dilakukan pengolahan lahan yang meliputi:
Pengangkatan Lumpur
Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
Pembalikan Tanah
Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah yang membunuh bibit penyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
Pengapuran
Untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit dilakukan dengan kapue Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 500kg/ha atau sesuai keasaman tanah.
Pengeringan
Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit-bibit penyakit.

 Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara) dan TANGGUH Probiotik (TAPRO) untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberikan TON dosis 2,5 kg/hektar dan Probiotik TANGGUH dosis 2-3 liter/hektar. Caranya masukkan sejumlah TON & TAPRO ke dalam air, kemudian aduk hingga larut, siramkan secara merata keseluruh areal lahan tambak.

Pemasukan Air
Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10 - 25 cm dan biarkan 3 hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan saponen bisa 42325dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 300kg/ha.

PEMILIHAN BENUR
    Benur (Benih Urang/Udang) yang baik mempunyai tingkat kehidupan (survival Rate/SR) yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Penebaran benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30 - 40 cm.
Penebaran benur dilakukan hati-hati karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru.

Tahap penebaran benur adalah:
Adaptasi suhu
Plastik wadah benur direndam selama 15 - 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di tambak dan di dalam plastik.
Adaptasi Udara
Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka  dan terapung selama 15 - 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
Adaptasi Kadar Garam/Salinitas
Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan sanilitas air tambak.
Pengeluaran Benur
Dilakukan degan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak dengan hati-hati dan perlahan.
PEMELIHARAAN UDANG
    Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka.
Pada bulan pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kualitas dan kestabilan air, setiap penambahan air baru atau maksimal 15 hari sekali diberi perlakuan TON dengan dosis 1 kg/ha dan Probiotik TANGGUH dosis ½ liter/ha.

    Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui perkembangan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang per-kg) 250 - 300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7 - 10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Seloit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha.
Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON dengan dosis 1 kg/ha.

    Mulai umur 60 hari keatas, yang harus diperhatikan adalah managemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh dan kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1 kg/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah stress yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.

PAKAN UDANG
    Pakan udang ada 2 macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga, dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet.
Pada budidaya semi intensif apaladi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami tidak akan cukuo yang mengakibatkan pertumbuhan udang yang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang. Pakan pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.

    Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000 - 166 adalah 3 jam, size 166 - 66 adalah 2.5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian. Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 1 tutup botol (10cc)/2-3 kg pakan. Untuk meratakan campuran, bisa ditambah dulu dengan air secukupnya.

PANEN UDANG
    Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) atau karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur lebih dari 90 hari, dengan size normal rata-rata 40 - 50.
Sedangkan panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/Bintik Putih).
Selain itu ada panen parsial, yaitu untuk mengurangi populasi/kepadatan udang. Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baika dalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar.
Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

PENYAKIT UDANG

Penyakit-penyakit pada udang walaupun penyebab langsungnya adalah infeksi agen pembawa penyakit, namun pemicunya adalah penurunan kualitas air. Oleh karena itu pemberian TON secara rutin ke air tambak dengan dosis 1 - 2kg/ha tiap 15 hari sekali mutlak harus dilakukan. Akan lebih baik lagi juga disertai dengan pemberian Probiotik TANGGUH dosis 500 cc/ha yang berperan menguraikan bahan organik menjadi bahan tidak beracun. Selain itu kapur dolomit atau zeolit juga harus diberikan pada saat tertentu yang memerlukan, miisalnya setelah air baru, setelah hujan, pada saat udang mengambang dll.

Demikianlah Panduan Lengkap Budidaya Udang Teknologi Organik NASA untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal, Semoga bermanfaat...

Jumat, 19 Mei 2017

Cara Tanam Semangka Dengan Produk Nasa


semangka ( Citrullus lanatus ) adalah tanman yang sangat cocok di tanam di daerah tropis seperti Indonesia dan dapat di tanam sepanjang tahun, bahkan pada umumnya petani semangka sumatra itu ditanam disela-sela pohon  sawit atau pohon karet yang mash muda/ dibawah umur 3 tahun,tumbuhan ini toleran di daerah panas serta untuk mendapat pertumbuhan yang baik membutuhkan iklim kering dan banyak cahaya matahari . suhu yang ideal untuk semngaka pada kisaran 25 derajat sampai dengan 30 derajat Celsius.

kelebihan budidaya semangka dengan teknologi nasa adalah produksi meningkat 100 persen , ekonomis karena dengan menggunakan produk-produk nasa bisa meghemat pupuk kandamg bahkan bisa tanpa pukan samasekali,dan hasil panen awet , warna merah dagingnya merata serta rasa manisnya tajam.

A. Persiapan benih dan perkecambahan

kebutuhan benih 1 sachet/1000m2 = 10 sachet per hektar.
Rendam benih dengan air hangat ( 20 – 25 )derajat celcius + 1 tutp POC nasa dalam 5 liter air kemudian tiriskan dan peram kurang lebih 2 sampai dengan 4 hari , benih yang berkecambah segera disemaiakan

Media semai
25 – 50 kg pupuk kandang/kompos _+ tanah + 2 pack natuiral glio.

Benih dikecambahkan pada polibag/bedengan, dengan media tanam campuran tanah + pupuk kandang yang telah dicampur dengan Natural Glio.

B. Persiapan lahan dan penanaman

karena dilahan murni pasir pantai maka Mulsa yang biasanya diletakan diatas guludan atau bedengan berbeda dengan lahan pasir pantai ini maka mulsanya kita letakkan dibawah sebagai penyangga air agar tidak langsug habis kebawah ketika penyiraman dilakukan.

Taburkan dolomit 300 – 600 kg per hektar.
Tabur dengan super nasa 3kg atau dengan dikomborkan dengan dosis 1 sendok makan per 10 liter air menggunakan super nasa granuler 50 kg perhektar.

Bedengan ditutup dengan mulsa ini jika silahan normal
Buat lubang tanam dan tanam bibit dengan jarak 90 – 100 cm dan lebar 60 cm.
Lubang tanam dikasih satu genggam campuran Glio + pukan atau 10 = 20 pack natural glio
pemindahan bibit dilakukan pada umur 12 – 14 hari

C. Pemeliharaan dan pemupukan

Semprot tanaman dengan POC nasa 4 tutup + 1 tutp Hormonik pertangki 16 liter sejak umur 1 sampai dengan 7 minggu dengan interval 1 minggu sekali.

Susulan pupuk makro I cukup diberikan ZA dan KCL saja masing2 40 kg per hektar.
Susulan ke II daun 4 sd 6 helai ZA 120 , Tsp 85 dan KCL 8 kg

Susulan ke III batang 45 sd 55 cm cukup diberi ZA 170kg dengan KCL 30 kg

Susulan ke IV tanaman Bunga diberian Power nutrition 3 kg perhektar dengan pupuk makronya adalah ZA 130 kg dan KCL 30 kg

Susulan ke V tanaman pentil pupuk yang diberikan adalah power nutrition 1kg dengan pupuk makronya cukup Za 80kg dan KCL 30kg

D. Hama tanaman

Trips,berukuran kecil ramping,warna kuning pucat kehitaman,mempunyai sungut badan beruas ruas, pengendalianya dengan BVR atau PESTONA

ulat perusak daun,berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau,bergaris kuning, gejala daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang pengendaliannya dengan menggunakn Vitura atau pestona
tungau , binatang kecil berwarna merah agak kekuningan menghisap cairan tanaman , tandanya tampak jaring2 sarang binatang ini dibawah permukaan daun  pengendalianya pakai BVR atau pestona
ulat tanah,  berwarna hitam berbintik/bergaris-garis tubuh 2-5cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari . menyerang daun , terutama tunas-tunas muda, pengebdalianya penanaman secara serentak pada daerah yg berdekatan utk memutus siklus hidup hama dan semprot dengan menggunakan vitura/virexi atau pestona
lalat buah, ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan dan berwarna kuning dengan bercak – bercak dan memiliki belalai. tanda-tanda serangan terdapat bekas luka pada kulit buah ( seperti tusukan belalai ) daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. pengendalianya bersihkan lingkungan , tanah bekas hama dibalikkan atau dibakar. pemasangan perangkap lalat buat METILAT dan semprot dengan pentana atau pestona
E. Penyakit tanaman
layu fusarium , penyebab lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jam

ur ( haa yg terlalu lembab )gejala : timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. pengendaliannya 1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam diareal baru yg belum ditanami 2) pemberian glio sebelum atau pada saat tanam 3 ) semprot dengan corrin
bercak daun , penyebab spora : spora bibit penyakit terbawa angin dari tanman lain yang terserang. gejala permukaan daun terdapat bercak kuning dabn selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati. atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu atau ungu pengendaliannya seperti fusarium
antraknosa, seperti penyakit layu penyebabnya pengendaliannya sama
busuk semai , menyerang benih yang sedang disemaikan. gejala batang bibit berwarna coklat,merambat dan rebah kemudian mati. pengendaliannya pakai Glio dan corrin
busuk buah, penyebab jamur/nakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang nuah masak dan aktif setelah buah dipetik. pengendalianya adalah hindari dan cegah terjadinya kerusakan pada saat panen dan pengangkutan maupun penyimpanan . pemetikan buah dilakukan sebaiknya pada waktu siang hari.
karat daun, penyebab virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. gejalanya daun melepuh, belang-belang, dan timbul ekahan membujur pada batang. pengendaliannya sama seperti penyakit layu
F. Panen semangka
 ciri dan umur panen
umur panen setelah 70 sampai dengan 100 hari setelah penanaman, ciri-cirinya terjadi perubahan warna buah , dan batang buah mulai mengecil  maka buah tersebut sudahbisa mulai dipetik atau dipanen
cara panen
pemetikan buah sebaiknya pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering kulit permukaannya. dan tahan selama penyimpanan ataupun ditangan para pengecer . sebaiknya pemotongan buah beserta tangkainya.
Testimoni : pak Yanto adalah bosnya para petani semangka { modali petani dan beli semangkanya } fanatik sekali jika tidak pakai nasa khawatir tidak panen dengan baik dan memuaskan.

pakai super nasa dan produk nasa lainnya ketika panen tidak cukup sekali minimal 3 kali yaitu thap pertama buah pertama,kedua buah yang kedua dan ketiga buah terakhir. daun pun masih sangat hijau dan segar buahnya pun besarannya sama. tanam sekali panen tiga kali. nasa memang Tuop !!!

PERSIAPAN LAHAN TANAMAN MELON


I. PERSIAPAN LAHAN

pupuk nasa mampu menumbuhkan dengan baik dan subur,tidak mudah terserang hama dan penyakit serta pembuahan yang maksimal

A. PUPUK DASAR

pupuk Nasa yang pertama disiapkan untuk kebutuhan bertanam melon adalah super nasa granul dengan dosis sebagai berikut:

– KAPUR  PERTANIAN                                  : REKOM SETEMPAT/PH { PONTESIAL HARA}
– PUPUK KANDANG                                      : REKOM   SETEMPAT
– SUPERNASA  GRANUL                               : 30 GRM/ Pohon



Pupuk Kandang (ton/ ha) Dosis Pupuk Makro
( gram/ pohon )
Dosis  POC NASA atau super nasa granul
Urea SP36 KCl
4-5 12 20 8 30-60 tutup /1000 m2
+ air secukupnya (siramkan) super nasa granul tinggal tabur saja

B. MULSA                                                  

Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Pemasangan mulsa pada Tanaman Melon sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.

Pembuatan Media Semai

Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2 Tanaman melon .
Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).

Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup Pupuk organik cair NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai Tanaman Melon ke dalam polybag ukuran 8×10 cm sampai terisi hingga 90%.

Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit

Rendam benih Tanaman Melon dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup Pupuk organik cair NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm.

Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.

Semprotkan Pupuk organik NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman Tanaman Melon  dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.

Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.

C. LUBANG TANAM                              

Pembentukan Bedengan Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.


D. SANITASI                                                 : H-1 SEBELUM TANAM PASTIKAN SUDAH BERSIH DARI GULMA

kocorkan pupuk organik nasa pada lubang tanaman melon  yang sudah siap ditutup dengan mulsa dengan dosis sebagai berikut tujuannya adalah untuk mencegah layu yang disebabkan oleh jamur dan bakteri :

SUPERNASA                                                 : 0,5 gram/pohon
GLIO                                                                   : 0,2 gram/phn
CORRIN                                                             : 0,2gram/phn
TANGGUH DEKOMPOSER                     : 1 CC/ phn

II. TANAM                            

 BIBIT UMUR 8 S/D 15 HARI.SORE HARI

Pembuatan Lubang Tanam
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

 Cara Penanaman

Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman melon tidak sampai rusak saat menyobek polibag.

III. PERAWATAN

A. KOCOR

SUPERNASA                 : 0,5 gr/phn
POWER NUTRISI         : 0,5 gr/phn
GLIO                              : 02, gr/phn
CORRIN                         : 0,5 gr/phn
NPK                                : 5 gr/phn


Waktu Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )

Urea SP-36 KCl

Umur 10 hari 12 12 10
Umur 20 hari 12 12 10
Umur 30 hari 12 8 12
Umur 40 hari 12 8 20

POC NASA :
( per ha )
Mulai umur 1 minggu –  6 atau 7 minggu POC NASA disemprotkan ke tanaman :

Alternatif 1 :
 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki

Alternatif 2 :
 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki

B. NUTRISI SEMPROT

Nutrisi Semprot akan jauh lebih bagus dengan pupuk organik  nasa dibawah ini
GREENSTAR                    : 1 sachet /tengki
POC NASA                        : 2 cc / Ltr
HORMONIK                     : 1 cc/Ltr
CALSIUM                          : 2 gr / Ltr

C. INSECTISIDA

NATURAL PENTANA    : 1 cc/Ltr (SORE)
PESTONA                        : 1,5 cc/Ltr (sore )

Penyemprotan tanaman melon bisa selang seling atau di mix juga tidak mempengaruhi manfaatnya

Catatan :
Sebaiknya dalam setiap penyemprotan ditambakan dengan Aero 810 dengan dosis pertangki 0,5 cc atau setengah tutup aero

D. PENGENDALIAN LALAT BUAH

Pengendalian Lalat Buah dipasang dengan METILAT plus

Demikianlah informasi petani nasa yang sudah menggunakan dengan pola pemupukan pupuk organik super nasa.



Order Hubungi
Telp/sms 083818916889

Minggu, 02 April 2017

PEMBUATAN 1 KWINTAL PAKAN FERMENTASI



  1. Persiapkan Drum untuk media penampung pembuatan pakan
  2. Sediakan Produk Nasa: Viterna dan Probiotik Tangguh
  3. Sediakan Air 10 - 15 liter
  4. Sediakan 1 kilogram garam (garam biasa untuk memasak)
  5. Sediakan gula pasir 250 gram
  6. Bekatul / dedak 10 kilogram


Langkah selanjutnya adalah memotong / mencacah gedebok pisang yang telah dipersiapkan sebelumnya, tehnik memotong sesuai selera tidak ada ukuran tertentu, yang penting potongan tersebut nantinya nyaman untuk dimakan oleh hewan ternak.

Probiotik Tangguh Untuk Fermentasi Pakan Ternak

Taburkan bekatul atau dedak tadi (10 kg) ke cacahan gedebok pisang tersebut dan aduk hingga merata. Setelah bekatul tercampur merata, biarkan sejenak dan kita akan persiapkan langkah selanjutnya.

Persiapkan Produk Nasa, Gula pasir dan Garam:


  • 2 Tutup Probiotik Tangguh
  • 4 Tutup Viterna
  • 1 Kilogram Garam dapur
  • 250 gram Gula Pasir


Lalu masukkan ke dalam air yang telah di sediakan tadi (10 - 15 liter) dan aduk selama kurang lebih 5 menit (biar tercampur secara merata), lalu siramkan ke gedebok pisang yang telah kita campur bekatul tadi, aduk hingga merata.
Pakan hasil Fermentasi siap untuk di berikan pada ternak.



Catatan:

Jika sebelumnya ternak belum pernah di berikan produk Nasa, agar ternak berselera memakan pakan hasil fermentasi tersebut, ada baiknya sebelum di berikan pakan fermentasi ternak di berikan Viterna dengan Dosis 2 cc per ekor.


Cara pemberian bisa dengan menggunakan spet (suntikan ternak tapi di ambil jarumnya) lalu sedot Viterna sebanyak 2 cc dan masukan ke mulut ternak agar terminum habis.


Konsultasi/Order :
Wa 0838-1891-6889 
Pin BB: D81B895B 

www.agrokompleks-nasa-cileungsi.blogspot.com

Minggu, 15 Januari 2017

Hormon Organik Besar

Hormon Organik Besar

HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk mendapatkan hasil panen optimal.

HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik terutama Auksin,Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.

HORMONIK tidak membahayakan ( aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.

DAYA GUNA :

  • Mempercepat proses pertumbuhan tanaman
  • Memacu dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan
  • Mengurangi kerontokan bunga dan buah
  • Membantu pertumbuhan tunas
  • Membantu pertumbuhan akar
  • Memacu pembesaran umbi
  • Meningkatkan keawetan hasil panen
  • Memacu dan meningkatkan bobot unggas/ternak.


Berat : 500 gram 






INFO ORDER HUBUNGI :
Telp/sms 085786597259
Bb D81B895B